photo welcome_zps50c39a86.jpg

Selamat datang di Blog Saya.

Semoga bermanfaat :)

Selasa, 07 Mei 2013

AUDIT EFISIENSI


Menurut Netherland Court of Audit,Tujuan audit efisiensi adalah:
“Membantu meningkatkan efisiensi dengan memberikan informasi pada tingkat efisiensi dan mencatat perbedaan dalam efisiensi tersebut.“

Masalah berkaitan dengan “Apa yang menjadi perbedaan dalam sebuah efisiensi yang dapat Anda identifikasi antara (bagian dari) organisasi dari waktu ke waktu dan apa yang menjadi alasan dari perbedaan tersebut?”. Definisi masalah tersebut dapat diterjemahkan ke dalam pertanyaan audit untuk mengukur efisiensi dan menjelaskan perbedaan efisiensi.

Kriteria berkaitan dengan menentukan suatu organisasi mempunyai output dan outcome yang efisien :
       Apakah organisasi bisa menghasilkan output dan outcome yang sama dengan input yang lebih sedikit
       Apakah organisasi bisa menghasilkan output dan outcome yang lebih banyak dengan input yang tetap

Pada Biro Organisasi dan ketata laksanaan dalam reformasi biroksi pada SETJEN KEMENKEU, Kriteria yang diinginkan adalah dengan membandingkan output dan outcome
Output : pada tahun 2011 salah satunya adalah untuk menghasilkan blueprint Program Transformasikelembagaan Kemenkeu
Outcome : dengan adanya Blueprint pada setjen kemenkeu diharapkan

      1. Mewujudkan TIK yang mendukung kepentingan pengambilan keputusan.
      2. Mewujudkan TIK yang mendukung Integrasi Kementerian Keuangan.


REKOMENDASI
Audit efisiensi dapat menunjukkan :
  1. Sejauh mana organisasi dapat meningkatkan efisiensi dalam kaitannya dengan titik referensi yang dipilih
  2. Bagaimana organisasi bisa meningkatkan efisiensinya
  3. Efisiensi data yang jelas merupakan alat penting untuk pelaporan dalam pengimplementasian kebijakan pemerintah dan output yang diberikan dalam proses ini

 Pada Setjen kemenkeu, apakah blueprint tersebut dapat membuat kementerian keuangan dapat mengelola keuangannya dengan baik dan menjadi contoh reformasi birokrasi di Indonesia.



Selasa, 23 April 2013

AUDIT EFEKTIVITAS


Audit efektivitas bertujuan untuk menjawab dua pertanyaan yang saling

1. Apakah tujuan kebijakan telah dicapai berkat alat dan masukan yang telah digunakan
Pertanyaan tersebut penting untuk menentukan apakah kebijakan tersebut memang merupakan kebijakan yang diambil oleh menteri atau badan hukum yang bertugas menghasilkan kebijakan, atau apakah kebijakan ini dihasilkan (baik seluruhnya ataupun sebagian) oleh faktor eksternalJika hasilnya semata-mata untuk faktor eksternal, menteri jelas mendasarkan kebijakannya pada asumsi yang salah: baik alat yang digunakan salah atau alat yang digunakan tidak benar-benar diperlukan untuk mencapai tujuan kebijakan menteri.
2. Penjelasan apa yang mungkin ada untuk efektivitas (atau ketidakefektifan) dari kebijakan tersebut?
Pertanyaan tersebut saling melengkapi dengan yang pertama yang perlu dijawab dalam rangka untuk membuat rekomendasi. Dengan kata lain, tindakan apa yang perlu diambil oleh menteri untuk membuat kebijakannya lebih efektif.
EFEKTIF terkait erat antara OUTPUT/OUTCOME. Audit Efektivitas Pada Sekretariat Jenderal Kementerian keuangan melihat apakah kinerja yang dihasilkan entitas telah menghasilkan tujuan yang semula diharapkan, artinya dari sebuah output yang dihasilkan apakah mendapat dampak outcome yang maksimal pula.
Misalnya pada Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dalam biro reformasi Setjen Kemenkeu pada tahun 2011
Untuk menilai audit efektivitas, kita harus mengetahui peran dari biro/bidang tersebut yaitu :
Biro Organta turut berperan serta dan  berkontribusi dalam 3 (tiga) pilar reformasi  di Kementerian Keuangan, yaitu Perbaikan  Organisasi, Penyempurnaan Proses Bisnis dan Peningkatan Disiplin & Manajemen SumberDaya Manusia

Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk menciptakan Kementerian Keuangan yang  efektif, efisien, transparan, dan akuntabel dalam mengelola keuangan dan kekayaan negara serta dapat menjadi model percontohan reformasi birokrasi di Indonesia.
Pada akhir tahun 2014, program transformasi kelembagaan ini diharapkan dapat  mendukung terwujudnya, antara lain:

  • Peningkatan rasio pajak dari 12% menjadi sekitar 18%;
  • Peningkatan rasio penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara  (APBN) menjadi 95%;
  • Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Kita sedang mengaudit atas keefktivitasan suatu kegiatan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dalam biro reformasi Setjen Kemenkeu, yakni penepatan jabatan dan peringkat bagi pelaksana

KRITERIA
Dengan ditetapkannya PMK Nomor 190/PMK.01/2008 tentang Pedoman  Penetapan, Evaluasi, Penilaian, Kenaikan dan Penurunan Jabatan dan Peringkat  Bagi Pemangku Jabatan Pelaksana di Lingkungan Departemen Keuangan tanggal  20 November 2008, semua unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan  harus melaksanakan evaluasi dan penilaian pelaksana di lingkungan unitnya masing-masing

DESAIN AUDIT
Pengarahan audit dalam tujuan kebijakan yang telah dicapai,  tidak dirancang untuk memastikan bahwa tujuan tersebut telah dicapai karena penggunaan alat kebijakan tertentu. Ini berarti bahwa tidak ada kebutuhan untuk desain audit yang kompleks.

INDIKATOR EFEKTIVITAS
Output
Outcome
Hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. PMK Nomor 254/PMK.01/2011 tentang Mekanisme Penetapan Jabatan dan
Peringkat Bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian Keuangan;
b. PMK Nomor 255/PMK.01/2011 tentang Mekanisme Penetapan Jabatan dan
Peringkat Bagi Pelaksana Dalam Kelompok Jabatan Awak Kapal Patroli di  Lingkungan Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai.

Dari Peraturan tersebut, terdapat dampak yang signifikan terhadap kenaikan jabatan pegawai, dengan naiknya jabatan pegawai juga akan memengaruhi terhadap kinerja pegawai.






Selasa, 12 Maret 2013

SEKRETARIAT JENDERAL, SEBUAH ORGANISASI DIBAWAH KEMENKEU

Sekretariat Jenderal kementerian keuangan merupakan unit Eselon I , memiliki tugas yang sangat penting terhadap administrasi kementerian keuangan. Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi Kementerian Keuangan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan,dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.



Visi
Menjadi pengelola Informasi Publik Sekretariat Jenderal yang berkualitas untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas Badan Publik yang transparan, efektif, efisien, dan akuntabel.
Misi
Memberikan layanan Informasi Publik secara cepat, lengkap, tepat waktu, dan mudah demi terciptanya citra Sekretariat Jenderal yang profesional, bersih, dan berwibawa.
Motto
Pelayanan Informasi Publik dengan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan.

Dalam melaksanakan tugasnya Sekretariat Jenderal
menyelenggarakan fungsi:
  1. koordinasi kegiatan Kementerian Keuangan
  2. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Keuangan;
  3. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan dokumentasi Kementerian Keuangan;
  4. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat;
  5. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum;
  6. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
  7. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.

    SEKRETARIAT JENDERAL TERDIRI ATAS:
1. Biro Perencanaan dan Keuangan
2. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan;
3. Biro Hukum;
4. Biro Bantuan Hukum;
5. Biro Sumber Daya Manusia;
6. Biro Komunikasi dan Layanan Informasi;
7. Biro Perlengkapan; dan
8. Biro Umum.
    
Selengkapnya mengenai struktur organisasi pada sekretariat jenderal kemenkeu :
Biro Perencanaan dan Keuangan
Biro Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan rencana jangka menengah, jangka pendek, strategis, dan rencana kerja tahunan, mengolah, menelaah, dan mengkoordinasikan perumusan kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan Kementerian, penyusunan anggaran Kementerian, pengelolaan dan pembinaan perbendaharaan Kementerian, dan melaksanakan sistem akuntansi dan menyusun Laporan
Keuangan Kementerian.
Biro Perencanaan dan Keuangan terdiri atas:
a. Bagian Perencanaan;
b. Bagian Penganggaran;
c. Bagian Perbendaharaan;
d. Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan
Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan penataan organisasi, tata laksana, dan jabatan fungsional pada semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian.
Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan menyelenggarakan fungsi:
  1. pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring organisasi, analisis jabatan, dan peningkatan kinerja organisasi;
  2. pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring sistem dan prosedur kerja, sistem administrasi umum, tata laksana pelayanan publik, dan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja;
  3. pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring jabatan fungsional; dan
  4. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan terdiri atas:
a. Bagian Organisasi I;
b. Bagian Organisasi II;
c. Bagian Ketatalaksanaan I;
d. Bagian Ketatalaksanaan II;
e. Bagian Jabatan Fungsional; dan
f. Kelompok Jabatan Fungsional.

Biro Bantuan Hukum
Biro bantuan hukum Hukum mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan penelaahaan kasus hukum, memberikan bantuan hukum, pendapat hukum, pertimbangan hukum yang berkaitan dengan tugas Kementerian, eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Bank Dalam Likuidasi (BDL), Hak Uji Materiil dan Sengketa Kepegawaian, serta Sengketa Internasional, Arbitrase, pemulihan aset negara dan menganalisa peraturan perundang-undangan terkait tugas Kementerian.
 Biro Bantuan Hukum menyelenggarakan fungsi:
  1. penelaahan kasus hukum dan pemberian bantuan hukum kepada semua unit kerja di lingkungan Kementerian;
  2. penelaahan kasus hukum dan pemberian bantuan hukum menyangkut eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional;
  3. penelaahan kasus hukum dan pemberian bantuan hukum menyangkut Hak Uji Materiil, sengketa eks Bank Dalam Likuidasi (BDL), sengketa Internasional, arbitrase, dan kepegawaian;
  4. penelaahan kasus hukum dan pemberian bantuan hukum menyangkut pemulihan aset negara atas putusan pengadilan, tuntutan ganti rugi atas putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, menyelesaikan perkara perdata atas klaim aset yang terdapat di Kementerian/Lembaga/BUMN/BUMD, penanganan perkara di lingkup pengadilan niaga dan peradilan pajak serta menganalisa peraturan perundang-undangan terkait tugas Kementerian yang berpotensi menimbulkan pelanggaran/gugatan; dan
  5. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
Biro Bantuan Hukum terdiri atas:
a.    Bagian Bantuan Hukum I;
b.    Bagian Bantuan Hukum II;
c.    Bagian Bantuan Hukum III; dan
d.   Kelompok Jabatan Fungsional.

Biro Komunikasi dan Layanan Informasi
     Biro Komunikasi dan Layanan Informasi mempunyai tugas mengkoordinasikan aktivitas komunikasi, layanan informasi kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan Kementerian Keuangan di bidang lainnya kepada para stakeholders, penyelenggaraan rapat pimpinan dan pembahasan RUU, penyusunan strategi komunikasi kehumasan, penyusunan program komunikasi publik, monitoring opini publik, pengelolaan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), dan pengelolaan pusat referensi Kementerian Keuangan.
Biro Komunikasi dan Layanan Informasi menyelenggarakan fungsi:
  1. koordinasi aktivitas komunikasi dan layanan informasi kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan Kementerian di bidang lainnya
  2. koordinasi penyusunan dan pelaksanaan strategi komunikasi kehumasan secara terpadu dan berkelanjutan;
  3. edukasi publik mengenai peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keuangan dan kekayaan negara;
  4. pemantauan, analisis, dan rekomendasi atas perkembangan opini publik;
  5. evaluasi program komunikasi publik, pengukuran akseptasi publik terhadap kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara dan kebijakan Kementerian di bidang lainnya, dan peningkatan partisipasi publik;
  6. koordinasi dan pengelolaan PPID;
  7. pengelolaan data informasi kehumasan Kementerian;
  8. pembinaan hubungan dan pelayanan informasi keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan pengelolaan keuangan negara dan kebijakan Kementerian di bidang lainnya dan hasil pelaksanaannya kepada lembaga negara, lembaga pemerintah, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi profesi;
  9. pembinaan hubungan dan pelayanan informasi keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan Kementerian di bidang lainnya dan hasil pelaksanaannya kepada media cetak dan media elektronik;
  10. pembinaan hubungan dan pelayanan informasi keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan Kementerian di bidang lainnya dan hasil pelaksanaannya kepada media asing dan media institusi internasional;
  11. koordinasi penyelenggaraan rapat kerja dan pembahasan rancangan undang-undang bidang keuangan dengan Dewan Perwakilan Rakyat;
  12. penyelenggaraan penerbitan, publikasi elektronik, desk informasi dan call center;
  13. perencanaan, pengembangan, pengelolaan serta layanan referensi dan perpustakaan; dan
  14. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
Biro Komunikasi dan Layanan Informasi terdiri atas:
a. Bagian Manajemen Strategi Komunikasi Kehumasan;
b. Bagian Hubungan Kelembagaan Negara;
c. Bagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah;
d. Bagian Manajemen Opini Publik;
e. Bagian Perencanaan, Pengendalian Program, dan Perpustakaan; dan
f. Kelompok Jabatan Fungsional.

Biro Perlengkapan
Biro Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan/ kekayaan Kementerian berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Biro Perlengkapan menyelenggarakan fungsi:
  1. analisis, penyusunan dan penyiapan pembinaan administrasi serta penyusunan petunjuk teknis rencana kebutuhan Barang Milik Negara (BMN) bagi seluruh satuan organisasi di lingkungan kementerian serta analisis dan evaluasi penyusunan rencana kebutuhan Unit Eselon I Sekretariat Jenderal berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
  2. analisis, penyusunan dan penyiapan pembinaan administrasi serta penyusunan petunjuk teknis pengadaan kementerian, serta penyiapan dokumen pelaksanaan dan pelaporan pelaksanaan pengadaan barang/jasa bagi seluruh satuan organisasi di lingkungan kementerian;
  3. analisis, penyusunan dan penyiapan pembinaan administrasi serta penyusunan petunjukteknis pengelolaan BMN kementerian, bagi seluruh  satuan organisasi di lingkungan kementerian serta analisis dan evaluasi pengelolaan BMN Unit Eselon I Sekretariat Jenderal berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
  4. analisis, pelaksanaan serta penyusunan petunjuk teknis penatausahaan BMN kementerian serta analisis dan evaluasi penatausahaan BMN Unit Eselon I Sekretariat Jenderal berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
  5. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
 Biro Perlengkapan terdiri atas:
a.  Bagian Perencanaan BMN;
b.  Bagian Bimbingan dan Layanan Pengadaan;
c.   Bagian Pengelolaan BMN;
d.  Bagian Penatausahaan BMN; dan
e.  Kelompok Jabatan Fungsional.

Biro Umum
Biro Umum mempunyai tugas membina pelaksanaan ketatausahaan Kementerian dan melaksanakan urusan tata usaha, rumah tangga serta pemberian pelayanan pelaksanaan tugas kantor pusat Kementerian.
Biro Umum menyelenggarakan fungsi:
  1.  pembinaan dan pelaksanaan urusan tata usaha Kementerian, kearsipan, kesehatan pegawai, dan tata usaha perjalanan dinas Kementerian Keuangan;
  2. pelaksanaan dukungan program dan kegiatan serta tata usaha Sekretaris Jenderal, Staf Ahli, dan Staf Khusus Menteri, pengelolaan Indikator Kinerja Utama dan Manajemen Risiko di lingkungan Sekretariat Jenderal, serta urusan protokol dan akomodasi;
  3. pelaksanaan urusan perencanaan anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan dan pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan;
  4. pelaksanaan urusan pengadaan, penyimpanan dan distribusi perlengkapan, dan pentausahaan barang milik negara di lingkungan sekretariat Jenderal, serta urusan pencetakan dan penggandaan;
  5. melaksanakan urusan dalam, pemeliharaan peralatan, dan keamanan dalam, serta  pengelolaan telekomunikasi dan kendaraan dinas; dan
  6. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
 Biro Umum terdiri atas:
a.   Bagian Tata Usaha Kementerian;
b.   Bagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan;
c.    Bagian Perencanaan dan Keuangan;
d.   Bagian Perlengkapan;
e.   Bagian Rumah Tangga; dan
f.    Kelompok Jabatan Fungsional.

Selasa, 26 Februari 2013

DESEMBER TAK SELALU HUJAN


KEPADA ALLAH,  DISURGA.

Ini bulan Desember kan?
Hari ini panas. Sepanas hatimu yang belum mendapat pelanggan hari ini. Kau duduk diam sambil memasang wajah masam. Sudah dua jam kau duduk disitu. Di samping  plasa itu. Di tempat parkiran. Kadang kau berdiri didepan pintu masuk plasa itu, namun kau segera berlari jika pria berseragam yang membawa pentungan itu melihatmu. Kau masih disana menunggu sampai awan berubah hitam. Kau tak seperti teman temanmu yang selalu mengadahkan tangan berharap manusia mengasihinya. Kau suka air bukan? Tapi kau harus tau bahwa tak semua menyukai air. Apalagi air yang terjatuh satu demi satu dari langit.
“Kenapa hari ini tidak hujan sih?” ucapmu pada dirimu sendiri.
Satu hal yang kutahu darimu adik kecil, kau tetap semangat walau apapun yang terjadi. Umurmu yang baru 10 tahun tak membuatmu patah semangat dan mengikuti jejak teman temanmu menjadi  situkang minta minta. Kau tahu pasti bahwa rezeki itu dari Allah dan manusia harus berusaha dengan keras mencarinya. Tak perlulah memasang wajah yang masam, memakai pakaian kotor yang sengaja tak diganti ganti, serta merendahkan nada bicara hanya sekedar mendapat koin koin perak itu. Kalau sekilas mata memandang, kau memang hampir sama dengan mereka. Pakaianmu, raut wajahmu. Tapi kau bukan dari bagian mereka. Ditanganmu terdapat sebuah alat. Yang dapat dibentang. Melindungi tubuh manusia dari butiran butiran air ber PH sekitar enam itu. Payung. Ya, memang sebagai seorang ojek payung hanya hujanlah sumber rezeki mu. Kau mulai putus asa. Sudah hampir satu minggu hujan tak datang.
            Ini sudah minggu kedua dibulan desember, tetapi hujan tak kunjung datang. Yang kau ketahui hanyalah bahwa setiap bulan yang berakhiran ember adalah bulan yang penuh dengan hujan. Kau menggigit-gigit bibirmu. Kau masih duduk di antara mobil berwarna hijau dan silver itu. Entah kau ingin memiliki mobil seperti itu, atau kau hanya bersembunyi menunggu datang hujan, dan jika hujan datang kau akan menuju pintu plasa itu dan menyodorkan payungmu dengan senyuman. Jika hujan datang satpam satpam itu takkan melarangmu lagi. Karena kau memang dibutuhkan, bagi orang orang kaya itu, yang hendak menuju mobil mobil mereka. Jarak pintu plasa dengan parkiran mobil sekitar 10 meter, tetapi tentu saja mereka tidak ingin kulit mereka tertimpa dengan butiran butiran dari awan itu. Bersyukurlah karena  plasa itu berbeda dengan plasa lain yang membuat parkiran di lantai bawah yang tak kan pernah tersentuh air favoritmu.
            Matahari kembali terbenam, waktunya telah habis untuk mewarnai hari hari manusia. Kau kembali pulang. Dengan tangan kosong. Kau masuk kerumah mewah ala orang orang sepertimu. Rumah yang terbuat dari beberapa triplek triplek bekas. Untungnya masih ada atap besar yang menutupi pemukiman kalian. Jembatan itu. Berterima kasih lah pada pemerintah yang telah membuat jembatan. Memang cukup memperihatinkan hidupmu. Semenjak ditinggal ayahmu yang menjadi tulang punggung keluargamu meninggal, tak ada pilihan lain selain pindah kekontrakan yang lebih murah, atau bahkan gratis. Kau pulang dengan wajah merenggut. Kau menyalami ibumu. Ibumu menyuruhmu untuk shalat. Waktu maghrib telah tiba. Kau pun mengambil air wudhu. Beruntunglah kau masih punya ibu yang selalu mengingatkanmu untuk berbuat baik. Profesinya sebagai pemulung tak membuatnya selalu bermurung diri. Dia juga yang mengajarkanmu untuk tidak meminta minta. Lebih baik berusaha sendiri untuk mencari rezeki. Kau tinggal bertiga dirumahmu, bersama ibu dan adik perempuanmu yang masih berumur 6 tahun.
            Selesai shalat kau memanjatkan doa pada-Nya, sama seperti doa doa beberapa hari sebelumnya. “Ya Allah... datanglah hujan besok”..
            Pagi yang cerah kembali datang. Matahari tersenyum pada sejuta umat. Janjinya pada Allah agar selalu datang tepat waktu hari ini tetap dia lakukan, tetapi kau tidak secerah matahari pagi. Kau mulai putus asa. Ibumu menyuruhmu untuk ikut dengannya. Memungut beberapa botol air mineral. Tetapi kau tak mau. Kau tidak mau meninggalkan payungmu sendiri dirumahmu. Kau pun kembali kemarkasmu, tempat favoritmu. Kau berjalan, memasang wajah kusam sambil memikirkan kenapa Allah tak membalas do’a mu. Kenapa Dia tak memperkenankan doa mu. Lalu kau duduk terdiam dikediamanmu itu diantara kendaraan beroda empat itu. Kalau satpam itu melihatmu, dia juga akan mengusirmu karena mengira bahwa tangan mu yang suci itu, yang mereka bilang hina akan mengotori mobil mobil itu. Kau terdiam dan merenung.
Kau mungkin berpikir bahwa didunia, semakin banyak umat, pasti banyak doa. Banyak permintaan. Allah pasti bingung, atau mungkin juga menurutmu permintaanmu terlalu gampang, atau Allah tak mendengarmu. Lalu kau punya sebuah ide yang konyol. Kau kembali kerumah dan mengambil semua uang tabungan yang kau simpan dikaleng susu. Lalu kau pergi ketoko buku untuk membeli kertas surat yang bagus dan sebuah pena yang seharga dengan uang yang kau punya, lalu kembali kekediamanmu.
Ditemani payung setiamu. Kau ingin menulis surat untuk Allah. Untungnya kau masih bisa menulis. Semoga bukan hanya itu yang kau dapat dari hasil SD mu sampai kelas 2. Kau mulai menulis surat pendek yang kau tujukan pada Allah. Menulis dengan sangat kaku. Kau memang suka membaca koran koran yang terjatuh ditempatparkiran itu, tetapi kau sangat jarang menulis. Kau pun memulai menulis huruf K.  Kau sadar bahwa tak ada orang yang menulis surat untuk Allah. Maka dari itu kau menulisnya. Biar hanya suratmu yang dibaca dan diperkenankan. Tapi yang aku herankan, kenapa kau hanya menulis beberapa kalimat. Kalimat yang sangat sederhana.
KEPADA ALLAH
TOLONG DATANGKANLAH HUJAN.
KU MOHON
Kalau kau tahu bahwa hanya suratmu yang dibaca, kenapa kau tidak memohon kepada Allah agar kau diberi uang banyak, atau kau dijadikan menjadi golongan orang kaya.
Kau melangkah penuh harap menuju kantor pos. Kaupun tiba ditempat itu, tempat yang kau harapkan menjadi perantara suratmu untuk Nya. Kau mendekati pegawai pos itu. Wajahnya sinis padamu. Mungkin karena bajumu yang kusam. Kau memberinya surat lalu dia dengan cepat mengembalikan suratmu sebelum kau berbicara sepatah kata pun
“Kau harus menempel prangko pada suratmu” ucapnya agak keras
“Perangko??”tanyamu
“Iya. Harus ada perangko, kalau tidak, suratmu tidak bisa dikirim” katanya padamu, padahal dia sendiri belum tahu tujuan suratmu itu.
“Berapa harganya”
“Ada seribu, dua ribu, lima ribu sampai sepuluh ribu. Semakin besar harganya semakin cepat proses pengirimannya” ujarnya padamu dengan wajah merendahkan.
“Tapi saya tidak bawa uang”
“Ya sudah, kau pulang dulu sana dan kembali kesini dengan membawa uang” perintahnya dengan nada marah. Wajahmu kembali kusam dan keluar ruangan itu dengan perasaan sedih.
            Hari semakin panas. Kau pun pulang dengan berlari lari. Kau harus mengantarkan surat itu secepatnya. Gaji ibumu sebgai pemulung tidak cukup menghidupi keluargamu. Kau berpikir bahwa kau punya kewajiban membantu ibumu mencari uang. Kau pun pulang kerumah dan mendapati ibumu yang sedang menyuap  nasi ala kadarnya kepada adikmu. Kau pun memasang wajah kasihan. Sama seperti wajah wajah temanmu ketika meminta uang pada orang orang. Tetapi kau tak pernah melakukannya. Sekarang baru kau lakukan, tetapi dengan ibumu. Itu wajar saja.
“Kau sudah makan”
“Belum bu”
“itu, ibu belikkan makanan, hari ini tidak hujan pasti kau tak dapat uang kan?” perintah ibumu dengan penuh kasih sayang. Kau pun mengangguk. Kau menatap matanya.
“Boleh tidak aku minta uang ibu”
“Berapa? Buat apa”
“Terserah ibu, ibu adanya berapa”
“Tapi untuk apa”
“Ada yang harus aku beli bu, penting”
            Lalu kak mu mengeluarkan uang ribuan sebanyak tiga lembar. Kau pun senang dan berterima kasih pada ibu mu. Kau pun lari dengan wajah optimis dan melupakan makanan yang telah disediakan ibumu.
“Ini pak, saya beli yang seribu saja pak, tiga lembar” ucapmu pada pegawai yang masih sama seperti tadi. Dia sedikit agak malu karena telah meremehkanmu bahwa tidak mempunyai uang. Dia mengambil 3 buah prangko dan kemudian menempelkannya didepan. Dia tersenyum mengejek melihat surat tujuan mu. KEPADA ALLAH.
“ Maaf nak. Allah itu siapa temanmu? Kenapa kau tak membuat alamatnya?” tanyanya dengan wajah mengesalkan.
“Allah itu tuhan saya pak. Saya ingin Dia membacanya”
“Kau gila ya? Tuhan masih punya banyak urusan penting selain membaca suratmu”
“Tapi pak, bukankah saya sudah membeli prangko”
“Lalu, dimana alamat Allah? Memang kau tahu? Dengan apa kami mengantarnya? Dasar aneh.. pergi pergi” teriaknya sambil mengembalikan suratmu dengan kasar.
“Tolonglah pak”
“pergi!! Aku masih banyak urusan”
Semua orang yang berada diruangan itu melihatmu dengan rasa aneh. Seharusnya mereka menghiburmu dan menjelaskan kepadamu bahwa Allah itu maha mendengar. Dia bahkan lebih dekat dari urat leher kita sendiri. Tak perlulah kau menulis surat karena Dia sudah tahu apa isi suratmu sebelum membacanya.
            Kau pun keluar dengan air mengalir dibola matamu. Kau berusaha menahannya. Kau berjalan menuju markas mu. Kau membolak balik surat itu. Berusaha mencari jalan bagaimana caranya agar Allah membaca surat mu. Kau berhenti di pinggir jalan menuju plasa dan matamu tertuju pada sebuah kotak berwarna oranye. Kau paham betul itu adalah kotak surat. Kau mengambil pena yang masih tergeletak manis di kantong celanamu. Kau menambahkan alamat di suratmu. KEPADA ALLAH DI SURGA. Bukan, kenapa kau buat alamat Allah di Surga. Dia tidak disitu. Dia berada di singgasananya. Lalu kau memasukkan amplop berisikan kertas itu kedalam kotak surat yang berwarna oranye itu, kotak surat yang sudah berkarat, berdebu, dan apakah masih ada tukang pos yang memeriksa kotak surat itu?
            Ada pelangi muncul di hatimu. Matamu bersinar. Kau berjalan melompat lompat dan kembali ke tempat kediamanmu. Wajahmu penuh harap.
*****
Kau melompat lompat di antara titik titik air yang jatuh dari awan menuju bumi, sementara sahabatmu payung kau biarkan terbuka berada diatas kepala seorang pria berdasi. Wajahmu senyum. Hujan merupakan suasana kesukaanmu. Dimana kau bisa berteriak, menangis dan tertawa. Tiada orang yang Melarangmu. Tahukah kau? Bahwa pemanasan global mengubah semuanya. Musim hujan itu tidak ada lagi. Semua berubah. Kau tidak akan selalu melihat hujan dibulan desember.
Dari tadi pagi hujan terus. Wanita berambut jagung itu adalah pelanggan terakhirmu, karena kau memutuskan untuk pensiun hari ini dan kembali bekerja esok hari. Hari ini hujan sungguh deras. Sangat deras. Kau menari nari diantara dinginnya hari bersama air air yang jatuh membasahi tubuhmu sambil memegang payung yang sudah kau kuncupkan kembali.
   Hati mu yang tadi bergejolak gembira berubah drastis ketika melihat ibumu sedang mengangkati benda yang kau sebut kasur itu. Dia menggendong adikmu. Kau pun mendekatinya. Titik titik air besar settik air itu telah berubah menjadi gumpalan air setinggi 20 cm.
“Hujan hari ini sungguh deras, bantu ibu mengangkat tikar itu” teriak ibumu sambil menyeret kasur tipis yang hampir tak berkapas lagi. Sudah terlanjur basah. Sepertinya dia juga baru tiba dirumahmu, namun ibumu tetap menaikkannya keatap rumahmu yang tidak terkena hujan akibat jembatan itu. Tetangga-tetanggamu juga melakukan hal yang sama. Air hujan dari limbah dekat kompleks perumahanmu meluap. Tak seperti biasanya.
Kau bersegera menggulung tikar itu dan menaikkannya keatap rumah triplek mu. Sisa sisa kertas suratmu yang kau belipun ikut mandi bersama air air itu.
Lalu kau pergi
“Mau kemana nak, sekarang masih hujan”
“Aku mau membeli kertas surat bu, aku mau menulis surat untuk Allah agar dia memberhentikan hujan bu” ujarmu sambil berlari menuju kota.
*****
BAHWA hidup ini adil dik, jangan merasa bahwa Allah tak memperhatikanmu, tak mengabulkan apa yang kau mau. Rencanamu memang indah agar hujan datang dan membantumu mendapat rezeki, tetapi rencana Allah jauh lebih indah. Ketahuilah, bahwa tak ada suatu kejadian pun yang tak memiliki hikmah. Yakinlah. 

YOK KITA 'MOVE ON'

Move on, tidak selalu berarti seseorang yang ingin bangkit akibat diputusin oleh pacarnya.
tapi move on juga artinya bangkit dari sesuatu hal yang ingin dilupakan dan segera beranjak menuju yang lebih baik.

Banyak hal yang kadang membuat kita selalu termenung, bersedih, meratapi sesuatu. selalu ada penyesalan yang harus kita buang jauh jauh.
contoh contoh sikap move on yang harus kita lakukan adalah, ketika move on tersebut berdampak positif bagi kita.

Misalnya seseorang yang baru saja diputusin pacar atau cintanya bertepuk sebelah tangan. maka move on penting juga kalau kejadian diputusin tersebut membuatnya termenung dan merasa tidak ada masa depan.
dengan move on, kita jadi bisa memperbaiki apa yang salah atau apa yang kurang sehingga dapat menjadi lebih baik kedepannya,

Contoh lain perlunya sikap' move on' misalnya pada pelajar adalah ketika kita sedih akan nilai yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. tentu dengan sedih tersebut tidak akan membuat nilai kita berubah, malah akan membuat kita menyesal dan menyesal. timbullah kata "andai" "kalau" yang membuat kita merenung dan mencoba mengulang masa lalu. Dengan move on, kita jadi merasa memiliki semangat baru dan memiliki target baru untuk mencapai impian impian kita, misalnya tadi mencapai nilai yang lebih baik.


yuk kita jangan galau galau terlalu berlebihan, segera 'move on'. sayang tenaga kita dipakai buat meratapi kegagalan kegagalan kita. saatnya bangkit menuju yang lebih baik.
semangat!!!

Melihat disekitar kita

Aku memang pendatang baru dikota jakarta ini, bayak hal yang belum kuketahui tentang kota yang sangat padat akan penduduk. Saat mendengar kejahatran yang terjadi diangkutan umum, aku berpikir beribu ribu kali untuk berpergian sendirian. namun keinginanku menuju suatu tempat, membuat perasaan takut itu hilang, dan tentu dengan perasaan bahwa Allah akan selalu melindungi langkahku.

Yang paling menarik ketika sedang berjalan jalan diibukota menggunakan angkutan umum adalah saat mendengar suara suara rakyat yang menceritakan tentang indonesia,
seperti saat aku naik salah satu metro mini menuju ciputat, tiba tiba metromini berhenti. aku yang berada dibelakang tak mengetahui apa yang terjadi. sampai saat metromini itu kembali bergerak, sang kernet pun mulai mengomel ngomel karena ternyata metromininya diberhentikan oleh seorang polisi, aku tak begitu tahu penyebab metromini tiu diberhentikan, yang pasti metromini itu akhirnya maju setelah kernet/supir metromini itu memberi uang 5000. Astaghfirullah, benarkah itu? disepanjang jalan sebelum aku turun yang kudengar adalah kekesalan

Cerita seorang ibu dikereta api mengenai perbedaan masa pemerintahan soeharto dan SBY, atau omongan kekecewaan seorang ibu p
enumpang angkot mengenai hasil pemilihan salah seorang gubernur yang menurutnya tidak pantas karena melakukan korupsi. benar kata pepatah "Jauh berjalan, banyak dilihat". Saat mendengar suara suara rakyat,saat itu aku hanya bisa berdoa, semoga indonesia bisa menjadi lebih baik, tapi aku berharap semoga suatu saat nanti aku bisa melakukan perubahan buat negeriku tercinta. 

TRADE OFF ANTARA EFISIENSI DAN KEADILAN



Dalam memberikan dan menghasilkan Jasa, sebuah entitas harus berusaha menggunakan input secara efisien, agar output yang dihasilkan bisa lebih maksimal mungkin. Sebelumnya, mari kita telaah dulu pengertian efisiensi menurut para ahli :

Menurut Gerald Vinten Efficiency-doing things right
Daft mengatakan bahwa efisiensi merupakan the use of minimal resources raw materials money and people to produce a desired volume of output. artinya efisiensi adl penggunaan sumberdaya bahan baku uang dan manusia secara minimal utk menghasilkan output sebanyak yg diharapkan.
Menurut Hans Kartiadi Efisiensi berarti bertindak dgn cara yg dapat meminamilisir kerugian atau pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau menghasilkan sesuatu.
Menurut kamus besar bahasa indonesia : efi·si·en /éfisién/ a 1 tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dng tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya); 2 mampu menjalankan tugas dng tepat dan cermat; berdaya guna; bertepat guna; sangkil


Diera baru, zaman globalisasi ini, banyak perusahaan swasta yang lebih menggunakan tenaga mesin (robot) dari pada menggunakan tenaga manusia, hal ini dilakukan karena  robot telah digunakan sebagai mesin yang memiliki otomatisasi tinggi, mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia untuk digunkan dalam pekerjaan yang dirasa sangat penting. Walau tidak semua pekerjaan murni bisa dilakukan robot - tetap saja menggunakan tenaga manusia, namun porsi tenaga kerja menjadi berkurang sehingga menimbulkan lebih banyak pengangguran.
Aspek yang selalu diperhatikan perusahaan baik swasta maupun pemerintahan dalam menghasilkan produk selalu memperhatikan 3 hal, yakni (economy, efficiency, dan efeectiveness) sehingga dalam menghasilkan barang, perusahaan swasta/pemerintah selalu berusaha untuk menghasilkan output yang terbaik dengan input yg seminimal mungkin dan menghasilkannya secara ekonomis.
Earl A. Thompson dan Charles Robert Hickson dalam Ideology and the Evolution of Vital Economic Institutions (2000: 13) berbicara tentang efisiensi ekonomi sebagai keniscayaan untuk menyimak keberhasilan demokrasi. Mereka dengan telak menggunakan istilah economic efficiency of democracy.
Efisiensi ekonomi yang dimaksudkan di sini mencakup di dalamnya keadilan ekonomi. Bagaimana sumber-sumber produktif dimanfaatkan secara optimal untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan berpijak pada prinsip efisiensi. Baik aspek regulasi, infrastruktur maupun daya dukung kelembagaan masuk ke dalam cakupan efisiensi tersebut. Dari pengertian tersebut terkandunglah beberapa persoalan.
Efisiensi membuat perusahaan swasta /pemerintah berusaha untuk meminimalisir biaya, membuat input menjadi berguna sesuai dengan yang dibutuhkan. Tentulah dizaman yang serba maju dan canggih akan teknologi, mesin mesin yang sudah bisa mengerjakan pekerjaan manusia dirasa lebih efisien digunakan daripada tenaga manusia, alasannya dikarenakan beberapa faktor, diantaranya masalah sifat dasar manusia misalnya sifat ketidak hati-hatian, sedangkan mesin memang sudah disetting bekerja seperti yang diinginkan manusia. 

Selain 3 hal yang diperhatikan, diera demokrasi ini, ada 2 kondisi lagi yang harus diperhatikan manusia selain economy, efficiency, dan efeectiveness, yakni equity (keadilan) dan equality (kesadaran). Keadilan berarti bahwa  semua masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pelayanan, tanpa diskriminasi atau hak istimewa bagi kelompok tertentu. Prinsip kesetaraan berarti perusahaan swasta/pemerintah telah menerapkan pemeratan pelayanan kepada masyarakat yang lebih membutuhkan.

Disinilah terdapat pilihan apakah harus menerapkan efisiensi atau keadilan?
Trade off antara efficiency dan equity mungkin menjadi salah satu masalah dalam perusahaan swasta / pemerintah.
Diperusahaan swasta, yang outcome nya adalah untuk memaksimalkan laba, tentu aspek eficiency dirasa lebih penting. karena eficiency merupakan aspek penting agar biaya dirasa lebih minimal sehingga output yang dihasilkan tetap.
Bagaimana penerapannya dipemerintahan?
Apakah pemerintah lebih mementingkan keefisienan dari pada keadilan?
Sebagai contoh, perusahaan pemerintah yang menggunakan tenaga kerja manusia, namun kurang terampil. pekerjaan tersebut sebenarnya bisa dilakukan oleh mesin sehingga pekerjaan dapat lebih cepat terselesaikan dan menjadi efisien, namun hal tersebut merupakan pelanggaran keadilan. banyak kita lihat pengangguran terjadi dikarenakan penggunaan tenaga manusia telah digantikan mesin.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi, walau tidak sepenuhnya mesin dapat bekerja sendiri tanpa dioperatori manusia, namun penggunaan mesin memang sudah membuat sebagian posisi manusia tergantikan.
Pemerintah sebagai orang yang dipercaya manusia, harus berusaha menyeimbangkan keduanya, aspek keadilan dan efisien. Tentu kita tidak bisa mengatakan kalau aspek keadilanlah yang penting, hal tersebut salah. Tidak efisen dan boros juga akan membuat kerugian pada negara.
Pemerintah harus berusaha memberikan keseimbangan pada kedua aspek tersebut, misalnya memberikan pelatihan  kepada karyawan sehingga mereka sangat terampil, hal tersebut dapat membuat karyawan/pegawai terampil penggunaan mesin juga harus didasarkan pada aspek ekonomis, apakah biaya untuk mendapatkan mesin dirasa efektif?
Yang pasti ke lima aspek tersebut harus diseimbangkan, agar tercapai kondisi perekonomian manusia yang lebih baik. Semoga indonesia kedapannya dapat menjadi lebih baik :)

Sumber:
http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/
http://blog.re.or.id
http://anwariwmk.blog.com