Dalam memberikan dan menghasilkan Jasa, sebuah entitas harus berusaha menggunakan input secara efisien, agar output yang dihasilkan bisa lebih maksimal mungkin. Sebelumnya, mari kita telaah dulu pengertian efisiensi menurut para ahli :
Menurut Gerald Vinten Efficiency-doing things right
Daft mengatakan bahwa efisiensi merupakan the use of minimal resources raw materials money and people to produce a desired volume of output. artinya efisiensi adl penggunaan sumberdaya bahan baku uang dan manusia secara minimal utk menghasilkan output sebanyak yg diharapkan.
Menurut Hans Kartiadi Efisiensi berarti bertindak dgn cara yg dapat meminamilisir kerugian atau pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau menghasilkan sesuatu.
Menurut kamus besar bahasa indonesia : efi·si·en /éfisién/ a 1 tepat
atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dng tidak membuang-buang
waktu, tenaga, biaya); 2 mampu
menjalankan tugas dng tepat dan cermat; berdaya guna; bertepat guna; sangkil
Diera baru, zaman globalisasi ini, banyak perusahaan swasta yang lebih menggunakan
tenaga mesin (robot) dari pada menggunakan tenaga manusia, hal ini dilakukan
karena robot telah digunakan sebagai mesin yang memiliki otomatisasi
tinggi, mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia untuk digunkan dalam
pekerjaan yang dirasa sangat penting. Walau tidak semua pekerjaan murni
bisa dilakukan robot - tetap saja menggunakan tenaga manusia, namun porsi
tenaga kerja menjadi berkurang sehingga menimbulkan lebih banyak pengangguran.
Aspek yang selalu diperhatikan
perusahaan baik swasta
maupun pemerintahan dalam menghasilkan produk selalu memperhatikan
3 hal, yakni (economy, efficiency, dan efeectiveness) sehingga dalam menghasilkan barang, perusahaan swasta/pemerintah selalu berusaha
untuk menghasilkan output yang terbaik dengan input yg seminimal mungkin dan
menghasilkannya secara ekonomis.
Earl A. Thompson dan Charles Robert Hickson dalam Ideology and the Evolution of Vital Economic Institutions (2000: 13) berbicara tentang efisiensi ekonomi sebagai keniscayaan untuk menyimak keberhasilan demokrasi. Mereka dengan telak menggunakan istilah economic efficiency of democracy.
Efisiensi ekonomi yang dimaksudkan di sini mencakup di
dalamnya keadilan ekonomi. Bagaimana sumber-sumber produktif dimanfaatkan
secara optimal untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan berpijak pada
prinsip efisiensi. Baik aspek regulasi, infrastruktur maupun daya dukung
kelembagaan masuk ke dalam cakupan efisiensi tersebut. Dari pengertian tersebut terkandunglah beberapa persoalan.
Efisiensi membuat perusahaan swasta /pemerintah berusaha untuk meminimalisir biaya, membuat input
menjadi berguna sesuai dengan yang dibutuhkan. Tentulah dizaman yang serba maju
dan canggih akan teknologi, mesin mesin yang sudah bisa mengerjakan pekerjaan
manusia dirasa lebih efisien digunakan daripada tenaga manusia, alasannya
dikarenakan beberapa faktor, diantaranya masalah sifat dasar manusia misalnya sifat
ketidak hati-hatian, sedangkan mesin memang sudah disetting bekerja seperti
yang diinginkan manusia.
Selain 3 hal
yang diperhatikan, diera demokrasi ini, ada 2 kondisi lagi yang harus
diperhatikan manusia selain economy, efficiency, dan
efeectiveness, yakni equity
(keadilan) dan equality (kesadaran).
Keadilan berarti bahwa semua masyarakat mempunyai kesempatan yang sama
untuk memperoleh pelayanan, tanpa diskriminasi atau hak istimewa bagi kelompok
tertentu. Prinsip kesetaraan berarti perusahaan swasta/pemerintah telah
menerapkan pemeratan pelayanan kepada masyarakat yang lebih membutuhkan.
Disinilah terdapat pilihan apakah harus menerapkan
efisiensi atau keadilan?
Trade off antara efficiency dan equity mungkin menjadi salah satu masalah dalam perusahaan swasta / pemerintah.
Trade off antara efficiency dan equity mungkin menjadi salah satu masalah dalam perusahaan swasta / pemerintah.
Diperusahaan swasta, yang outcome nya adalah untuk memaksimalkan laba,
tentu aspek eficiency dirasa lebih penting. karena eficiency merupakan aspek
penting agar biaya dirasa lebih minimal sehingga output yang dihasilkan tetap.
Bagaimana penerapannya dipemerintahan?
Apakah pemerintah lebih mementingkan keefisienan dari pada keadilan?
Sebagai contoh, perusahaan pemerintah yang menggunakan tenaga kerja
manusia, namun kurang terampil. pekerjaan tersebut sebenarnya bisa dilakukan oleh
mesin sehingga pekerjaan dapat lebih cepat terselesaikan dan menjadi efisien,
namun hal tersebut merupakan pelanggaran keadilan. banyak kita lihat
pengangguran terjadi dikarenakan penggunaan tenaga manusia telah digantikan
mesin.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi, walau tidak sepenuhnya mesin dapat
bekerja sendiri tanpa dioperatori
manusia, namun penggunaan mesin memang sudah membuat sebagian posisi manusia
tergantikan.
Pemerintah sebagai orang yang dipercaya manusia, harus berusaha menyeimbangkan
keduanya, aspek keadilan dan efisien. Tentu kita tidak bisa mengatakan kalau
aspek keadilanlah yang penting, hal tersebut salah. Tidak efisen dan boros juga
akan membuat kerugian pada negara.
Pemerintah harus berusaha memberikan keseimbangan pada kedua aspek
tersebut, misalnya memberikan pelatihan kepada karyawan sehingga mereka
sangat terampil, hal tersebut dapat membuat karyawan/pegawai terampil
penggunaan mesin juga harus didasarkan pada aspek ekonomis, apakah biaya untuk
mendapatkan mesin dirasa efektif?
Yang pasti ke lima aspek tersebut harus diseimbangkan, agar tercapai
kondisi perekonomian manusia yang lebih baik. Semoga indonesia kedapannya dapat
menjadi lebih baik :)
Sumber:
http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/
http://blog.re.or.id
http://anwariwmk.blog.com
0 komentar:
Posting Komentar