photo welcome_zps50c39a86.jpg

Selamat datang di Blog Saya.

Semoga bermanfaat :)

Kamis, 02 Januari 2014

OMJ, Oh My Jakarta! Part 1

Tin, tin, suara klakson berirama bergantian mengudara di daratan Jakarta. Seakan berteriak “woy, buruan jalan”. Sang pengendara bebek didepan  akhirnya ikut membunyikan sirine pencet tersebut, dan orang didepannya juga melakukan hal tersebut dan seterusnya. Konser klakson tersebut paling banyak berdering pada saat setelah lampu merah, terus lampu hijau. Terang saja, dari sisi kanan (sisi horizontal) disaat lampu kuning menuju lampu merah masih jalan terus, dan dari sisi kita nih (vertical) sebelum lampu kuning udah mau ngegas aja. Dan akhirnya bertemulah pengendara pengendara dititik tengah. Hohoho
Hal yang paling disenangkan adalah ketika dari jarak jauh mendekati lampu lalu lintas, kita ngeliat lampu hijau masih on, dan dengan senang kita melaju sambil ngeliat kesisi kanan sisi horizontal yang dipenuhi dgn orang orang lagi dapat lampu merah. Wajah kita tersenyum sambil bilang, luan ya!!
Kesenangan yang lain itu, saat lampu merah, dari kejauhan kita lihat sang pengendara udah ngantri macet nunggu lampu hijau. Dan saat kita rem dibelakang pengemudi pengemudi tersebut. Sidetik merah menunju angka 0, lampu merah jadi kuning dan akhirnya kembali berwarna go green. Itu kenikmatan luarbiasa karena kita tak perlu ikut menunggu lampu merah tersebut.
Sebaliknya saat kesal adalah saat lampu hijau dari kejauhan, dan ngegas berusaha keras. Dan saat hampir melintasi lampu lalu lintas, berubahlah si warna daun jadi api. Karena menjunjung tinggi nilai nilai INTEGRITAS, jadilah kita rem dan berhenti tepat didepan garis batas putih. Tetapi karena ketidak sabaran manusia, maka kadang momen momen peralihan tersebut tetap dipakai berlalu lalang tanpa dosa. Mudah-mudahan kita semua bisa tertib ya J
Udah beberapa bulan aku mengalami ciri khas Jakarta ini. Semenjak menjadi junior auditor disalah satu perusahaan audit. Yaelah.. masih magang aja!. Sebagai seorang duck rider yang melintasi jalanan sibuk, wajar pengalaman tersebut didapat. Kapan sih Jakarta terbebas dari kemacetan? Naik apapun bisa jadi macet dijakarta. Kecuali kereta (karena aku org medan, biar netral kita buat kamus dulu yok. Kereta api = kereta,  Motor= Sepeda motor atau dimedan disebut kereta). Di kereta kita ga akan kemacetan dijalanan, tetapi kemacetan terjadi saat jalan kaki mau masuk kereta atau saat keluar kereta.
Kadang Pulang kerja tu gak capek badan, tetapi capek pikiran ngeliat kemacetan yang luar biasa. Ini masih awal 2014 loh, sterusnya penduduk Indonesia terutama Jekardah pasti meningkat. Itu sangat menjadi perhatianku (loh kok aku yang cemas, kan masih ada pak Jokowi atau pak SBY). Yaelah, paling kita manusia tak berdaya cuma bisa iba. Tetap aja keputusan, kebijakan, peraturan dibuat sama pihak yang berwenang. Tapi setelah ku pikir pikir akar empat puluh Sembilan keliling, ada juga beberapa tips yang bisa kita lakukan yang mungkin bisa berdampak ga hanya pada kurangnya macet, tetapi juga ada dampak lainnya. Tentunya mudah mudahan dampak positif, karena aku bukan sang penyesat yang harus dibasmi oleh sang pencerah dan sang kiyai.

Denger denger sih, buat CV lamaran kerja itu gak boleh lebih dari 2 halaman. Nah buat blog juga gak boleh panjang panjang, ntar pembaca bosan. Emang apa korelasi antara CV dan blog, satu lg, emang ada yang bakal baca blog ini. Eh ada, kamu ya? Makasih ya udah baca, ih sambil senyum senyum lagi. Untung diblog ini gak ada gambar akunya, udah ditonjok tonjok. See you in another WBA! See you I  the next OMJ!